Minggu, 20 Juni 2010

the warmth, the letter.

Have you ever imagine your house without you there?

Saya sering sekali, ketika di travel menuju ke Bandung, ketika membaca di Kostan,
intinya ketika saya mengingat rumah saya selalu membayangkan rumah tanpa ada saya di dalamnya.

Di Rumah sekarang cuma ada 3 orang. Ayah, Mama, dan Mbak Sofi.
Abang sudah kembali ke Cilegon.
Kakak belum pulang dari Madras, India.
Saya di Bandung.

Mama cuma memasak sedikit, cuma memasak "makanan ayah", yang pasti saya-kakak-abang engga suka.
Ayah selalu memenuhi hari - hari dengan banyak kegiatan, memperbaiki ini itu, menyusun laporan keuangan masjid, pergi ke masjid.
Mbak sofi, tetap membantu mama dengan setia.

Klo ada saya Mama memasak lebih banyak dan lebih enak.
Ayah selalu bertanya hal - hal yang itu - itu saja, meminta saya membantu ayah memperbaiki ini itu.
Mbak sofi jadi lebih repot.

Rumah bukan cuma bangunan. Rumah bagi saya hangat, bukan secara temperatur, kelembapan dan hal - hal lain yang dipelajari di analisis thermal,

Rumah memang hangat.

Saya mempelajari tampaknya rumah kami di Duren Sawit ini butuh di recharge juga, agar tidak kosong dan selalu hangat.

Bayangan saya ketika saya-kakak-abang tidak ada di Rumah selalu dingin, dengan kemonotonan dan sunyi.
Jika kami tidak ada di Rumah, dalam bayangan saya rumah seperti berkabut.
Ketika kami semua berada di Rumah, rumah selalu penuh aktifitas, rencana, gelak tawa dan masa depan.

Saya Yakin keberadaan kamilah, para anak-anak, yang membuat rumah bukan hanya menjadi tempat melainkan keadaan.

We just like Charger, and our House is battery.

Ada hal yang menarik tentang Ayah saya,
Ayah saya bukan orang yang akan menanyakan,"Gimana kabar Bandung, Nak? kamu sehat - sehat saja?"
Namun Ayah akan langsung bertanya,"Bagaimana transkripnya sudah diurus? nanti mau diajukan untuk beasiswa, buku kesehatannya dibawa?"

Ayah bukan orang yang selalu saya cium tangannya ketika pulang ke Rumah.
Tapi ayah selalu orang yang pertama kali saya lihat ketika sampai di Rumah, ayah bisa saja berada di balkon dan langsung bertanya hal - hal di atas.

Ayah juga tidak pernah bicara hal - hal yang sifatnya "mesra" Ayah dan Anak.
Tapi ayah selalu menceritakan pahitnya hidup, jahatnya manusia, dan kejamnya dunia bagi orang - orang yang lemah.

Suatu ketika, sehari setelah ulang tahun saya yang ke 21, ayah mengantar sampai ke travel menuju ke Bandung.
Setelah saya mencium tangannya dan mau masuk ke travel, ayah memberi saya amplop dan segera pergi meninggalkan saya.
"Mungkin isinya uang", pikir saya, karena kemarin saya ulang tahun dan saya biarkan berlalu begitu saja. Mungkin ayah mau ngasih uang jajan lebih.

Di dalam travel, saya buka amplopnya dan saya lihat isinya.

it was a letter.

SELAMAT ULANG TAHUN UNTUK
GINDA BASTARI

Dibutuhkan hanya 1 menit untuk suatu cita atau ide.
Minimal 1 jam untuk rapat pembahasan menyusun strategi.
1 bulan untuk perecanaan. 1 tahun untuk pelaksanaan.
Dibutuhkan 1 kurun waktu hidup seseorang untuk menjadi orang cerdas berilmu dan
trampil untuk menggapai sukses.
Namun hanya dibutuhkan hanya 1 detik untuk menghancurkan semuanya.
Demikian berat dan susahnya mencapai sukses. Bila dapat meraih sukses
ternyata harus didukung oleh ber-milyar2 faktor dan unsur2
Hampir semua unsur itu di luar wewenang manusia. Mulai dari factor kesehatan
dengan berjuta pendukungya. Faktor pergaulan dalam lingkungan manusia
Faktor fisik dan mental, fasilitas kesempatan dan kondisi lainnya.
Oleh karena itu Allah berfirman semua kesuksesan manusia adalah dari Allah
Sedangkan kegagalan adalah factor manusia, yaitu karena mudahnya bertemu
kegagalan itu. Yaitu hanya berdiam diri tidak berbuat apa2, tidak punya cita2. tidak
mau berusaha, tidak mau berkorban. Tidak mau menghamba kepada Allah, tidak mau
bersabar, dan tidak punya niat ichlas.
Kesuksesan yang dimaksud Allah adalah sukses dunia dan akhirat.
Hadis Nabi : Carilah ilmu walau sampai ke negeri China, dan sampai ke liang kubur
sekalipun. Karena dengan ilmu semua menjadi berkualitas.
Hidup ini adalah perjuangan yang harus menghadapi kesulitan dan
persoalan. Yang selalu harus kita atasi dengan cara diridhoi Allah.
Persoalan, tantangan dan kesulitan tidak sama antar manusia, baik jenis maupun
besanya. Dan cara mengatasinya juga tidak harus sama.
Carilah selalu jalan dan semua cara berdasarkan keimanan dan ketaqwaan agar
dapat berdekatan dengan Allah, sehingga selalu memperoleh tafik dan hidayah
Karena dengan taufik dan hidayah (berupa bisikan hati) kita dapat mengambil
keputusan yang benar dalam menghadapi semua peristiwa, kesulitan, hambatan
dan tantangan yang menghampiri kita
Jangan pernah berhenti bertujuan karena itu akan mengatasi semua masalah yang
hadapi. Rabana atina fii dunya khasanah wa aqinaa azabannar,. Wassalamua'alaikum W.W

Jakarta 3 Juni 2010
Ayah dan mama
Yang selalu berdoa akan keselamatanmu
Dunia Akhirat

(Ucapan diatas saya ketik kembali persis seperti yang dibuat beliau untuk saya)

Semenjak saya di bangku kuliah, sejujurnya saya tidak menganggap ulang tahun begitu spesial,
terlebih yang ke-21 kemarin,

it's just like another day, another routinity.

Tapi tidak dengan ayah dan mama,
Lucu sekali ayah saya yang kaku itu,
yang lidahnya kelu untuk berkata - kata indah.

My tears fell,in my second day of 21.
Ayah and Mama you are our electricity.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar