Sabtu, 26 Oktober 2013

Racauan

Konsisten itu memang paling sulit. Entah karakter atau tempaan hidup yang bisa membuat orang menjadi konsisten. Ambilah kegiatan tulis menulis ini sebagai contoh, sudah berbulan-bulan tidak ada posting baru yang masuk. Padahal hidup saya tidak pernah kekurangan cerita. Tiap harinya selalu ada cerita menarik yang dapat diceritakan.

Seringkali saya begitu ingin kembali menulis, laptop sudah menyala dan draft kosong sudah di depan mata. Namun seketika jemari ini berada di atas keyboard, seketika juga gairah untuk menulis itu hilang. Kadang disebabkan oleh perhatian yang teralihkan pada website-website lain atau otak dan perasaan menolak bekerja sama.

Saat mengetik kalimat inipun, saya tidak tahu apakah tulisan ini akan saya publish atau tidak. Jika anda membacanya, berarti energi baik sedang ada dalam kendali saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tulisan ini.

Kehidupan saya akhir-akhir ini sebenarnya tidaklah jauh berbeda dengan bulan-bulan yang lalu, pada saat saya masih cukup aktif menulis. Mayoritas diisi dengan bekerja dan belajar. Namun, satu hal yang berbeda ialah saya semakin punya bayangan kemana arah dari rutinitas saya ini. Hal ini membuat saya semakin bersemangat menggali-gali informasi serta melihat-lihat peluang yang ada.

Waktu berjalan sangat cepat jika kita menikmati apa yang kita lakukan. Hari demi hari lewat begitu saja, benar memang saya menikmatinya. Namun, saya masih perlu banyak belajar sehingga semua pekerjaan dan pelajaran yang telah saya lewati dapat memberikan hasil yang lebih maksimal. Untuk saat ini dan persiapan masa depan.

Achievement.

Mungkin itu kata yang paling tepat. Kenikmatan kerja dan belajar ini saya harapkan dapat membentuk momentum yang pas, sehingga raihan-raihan atau achievement itu tadi dapat saya capai.

Eh tapi pada awal itu saya bilang konsisten itu sulit yah.....



Minggu, 26 Mei 2013

3.30

Bulan kemarin dan bulan ini pula saya lewati dengan harap-harap cemas. Saya menyadari satu hal, bahwa menunggu sesuatu yang sangat penting begitu mempengaruhi orientasi berpikir dan menyita waktu. Saya sering berkali berpikir begitu dalam mengenai hal ini dan pemikiran yang dalam selalu mendekatkan diri saya kepada Tuhan. Karena pada akhirnya tidak ada satu detik pun di masa depan yang dapat kita simpulkan dengan pasti. Lalu saya upayakan tiap malam untuk membangun komunikasi yang lebih personal dengan Tuhan. Di sunyinya malam dan remangnya cahaya, seorang insan mempunyai hak khusus dalam satu jendela waktu, untuk mencurahkan pikiran kepada Tuhan.

Ya Allah, 
Engkaulah yang menumbuhkan harapan
Engkaulah yang memberikan inspirasi
Hamba yakin engkau pula lah yang akan menjaganya.

Di tengah malam, ditengah sajadah.
Di dalam renungan. 
Aku yakin cita-cita kecilku dituliskan di langit.







Rabu, 10 April 2013

Selasa, 02 April 2013

Petikan untuk para Ibunda.

Tiga tahun lalu kalimat ini diposting oleh salah satu gadis tercerdas yang pernah saya kenal untuk memperingati hari ibu.

" Justru karena ingin jadi ibu makanya saya sekolah tinggi tinggi. Ibu yang akan mendidik sendiri anak anaknya jadi putra-putri peradaban. Bukan ibu yang merelakan anaknya dididik pembantu karena sibuk jadi kuli di kantoran. "

Hal yang sangat mengagumkan ternyata muncul dari kesederhanaan. Tidak memukau bersinar-sinar, sehingga memaksa kita ternganga.

Namun begitu mendasar.

Begitu hangat, begitu sederhana.

Sang gadis telah menjadi ibunda sekarang. Langsung menikah setelah lulus kuliah.




Minggu, 24 Februari 2013

Sedikit tentang inspirasi

Tampaknya saya benar-benar manusia yang sangat bergantung pada inspirasi. Karena dari inspirasi tersebut barulah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Bahkan saya bisa sangat bersemangat hanya dengan mendengar atau membaca kalimat yang bisa membuka pintu inspirasi.

Inspirasi bagi saya tidak melulu datang dari sesuatu yang positif. Hal tidak mengenakkan, seperti tekanan serta perlakuan tidak menyenangkan lainnya juga turut memberi andil dalam memberi saya inspirasi. 

Beruntunglah saya diberi banyak keran inspirasi.

Jumat, 15 Februari 2013

The Guest.

Regardless of the loss, the meteor falls in Russia is the most amazing phenomenon that I've ever seen. It give me the creeps when I saw the video record in TV.  Not because scared, but amazed.

Makes me realize that in this very crowded world, the world itself actually lonely.

On the darkness of infinite space, there's a dot. Event smaller.

That's earth.

And in one of her ancient movement, guests come.

Makes me want to quote Carl Sagan famous writing, the pale blue dot.


“Look again at that dot. That's here. That's home. That's us. On it everyone you love, everyone you know, everyone you ever heard of, every human being who ever was, lived out their lives. The aggregate of our joy and suffering, thousands of confident religions, ideologies, and economic doctrines, every hunter and forager, every hero and coward, every creator and destroyer of civilization, every king and peasant, every young couple in love, every mother and father, hopeful child, inventor and explorer, every teacher of morals, every corrupt politician, every "superstar," every "supreme leader," every saint and sinner in the history of our species lived there-on a mote of dust suspended in a sunbeam.

The Earth is a very small stage in a vast cosmic arena. Think of the endless cruelties visited by the inhabitants of one corner of this pixel on the scarcely distinguishable inhabitants of some other corner, how frequent their misunderstandings, how eager they are to kill one another, how fervent their hatreds. Think of the rivers of blood spilled by all those generals and emperors so that, in glory and triumph, they could become the momentary masters of a fraction of a dot.

Our posturings, our imagined self-importance, the delusion that we have some privileged position in the Universe, are challenged by this point of pale light. Our planet is a lonely speck in the great enveloping cosmic dark. In our obscurity, in all this vastness, there is no hint that help will come from elsewhere to save us from ourselves.

The Earth is the only world known so far to harbor life. There is nowhere else, at least in the near future, to which our species could migrate. Visit, yes. Settle, not yet. Like it or not, for the moment the Earth is where we make our stand.

It has been said that astronomy is a humbling and character-building experience. There is perhaps no better demonstration of the folly of human conceits than this distant image of our tiny world. To me, it underscores our responsibility to deal more kindly with one another, and to preserve and cherish the pale blue dot, the only home we've ever known.”

Carl Sagan, Pale Blue Dot: A Vision of the Human Future in Space 




Senin, 11 Februari 2013

Happiness is a warm gun

I love my job.

Really.

At the beginning, I doubt myself again and again. I felt like taking wrong decision, losing in translation. I felt like fighting for something that I don't understand.

What is the purpose of this battle?

People talking about anything. Anything that I never heard off. I laugh when they laugh, acting like I feel the same way.

My job is one hell of a job. Just like reinforcements, I need to backed up when things getting hot. To make things short, when something bad happens that's when I come in. Sometimes in the middle of the night, in the deepest sleep, the phone ringing.

At that point you know shit happens, the battle just began.

 Someone somewhere needs your help. And you don't even know what you're going to do.

 You can't call any backup, You're the backup.

Months of struggling. Struggle after struggle, lost after lost. You learning to lick your wound.  You beginning to realize that's something bad, was not so bad anymore. Shit happens, became things happens.

In the middle of  this battle, you starting to predict your enemy movement, you starting to read the core strategy. You know you're not strong enough yet to face the most ferocious enemy. But you understand the battlefield more. You know when and where you attempt an ambush. How high your line is.


And when wave of enemy come in to your direction.

You shoot them.

Bang !

Bang!

Again and again. You keep shooting.

Bang!

Bang!

Your last shot repelled the enemy. You feel that glorious feeling, boost your morality to the highest level.

You share your triumph with your companion.

And in the way back to your home, you held your gun close to your chest. The gun that saved your life. It's still warm.Warm enough to make you feel safe way back home.

You know the enemy will keep coming, will keep haunting your sleep.

But for now you want to throw away all worries. Deep down inside you feel happy.

Cause, happiness is a warm gun.




Rabu, 06 Februari 2013

Young Poet

Young poet who can not sleep.

Rest your head in your words, spill the sadness in each verse.

Young poet hurts to feel the world around them, their war started, your war ended.


Young poet believes in every disturbance, each tremble in your heart will guide your hands.

Kiss me in the darkest night


Touch me with your sad poems and make your pen bleed for me until everything is finished

And make your pen bleed for me until everything has started.
 
Young poet who sees pass the time, the sun and moon

anger and calm
anger and calm.

Young poet who loves life, rest your soul and come back tomorrow, and come back tomorrow.



Senin, 04 Februari 2013

Paperman

I hope there will be a story about ITman.
curlyman
not-so-tough-man
unmatureman

But for now, let we enjoy


Kamis, 17 Januari 2013

Titik dan Garis

"You could only connecting the dots, by looking backward", adalah ucapan Steve Jobs yang paling saya ingat.

Jika kehidupan ini bagaikan garis dan setiap peristiwa yang terjadi adalah titik yang terhubung oleh garis, hanya dengan melihat kebelakanglah kita bisa menghubungkan titik-titik tersebut.

Menghubungkan titik dan memahami rencana Allah.

Kita tidak bisa memastikan lokasi tepat suatu titik dari kemungkinan yang tak terhingga banyaknya. Rencana, target, janji, semua hal yang belum terjadi, ialah titik di depan yang tak bisa kita perkirakan. Kita juga tidak dapat memastikan suatu titik itu adalah suatu permulaan, pertengahan, atau akhir.

Namun dalam saat yang sama kita bebas membuat garis ke arah manapun kita inginkan. Bergetar, lurus, melengkung, bercorak-corak.....apapun.

Hal yang paling menakjubkan ialah, dari kemungkinan yang tak terhingga tersebut semuanya masih dalam kendali Allah. Apapun yang kita telah dan akan lakukan, semuanya sudah dituliskan.

Maktub. it is written.

Berbeda dengan halnya dengan kita yang berada di masa kini, dan selalu berada di masa kini. Tuhan lah yang menciptakan waktu, Allah is beyond time. Di hadapan Tuhan masa lalu, masa kini, masa depan berada dalam satu bidang, Tuhan tidak pernah terikat di dalamnya. Tuhan bisa melihat titik-tersebut, kemana garis mengarah dan saling terhubung.

Dari titik ini saya melihat ke belakang, titik-titik yang telah saya jalani. Titik-titik yang saya alami bersama dengan orang lain, beririsan. Yang kini telah menjadi takdir. Tidak pernah ada kebetulan. Rezeki, musibah, perasaan senang, sedih, dan rasa sayang. Bukanlah sudah kebetulan.

Titik ini mungkin awal. Mungkin pertengahan. Mungkin akhir dari suatu peristiwa. Namun selalu ada hikmah, hanya perlu rasa syukur dan ikhlas untuk memahaminya.


Senin, 14 Januari 2013

Dulu dan Sekarang

Mari sedikit merunut dan memetakan:

Dulu : van Nistelrooy  
Sekarang : van Persie

Dulu : Insinyur             
Sekarang : IT Architect

Dulu : Paul McCartney 
Sekarang : George Harrison

Dulu : Tom Morello
Sekarang : Eric Clapton

Dulu : Semur
Sekarang : Semur + Ikan teri

Dulu : Amin Rais
Sekarang : Mohammad Hatta

Dulu : Britpop
Sekarang : Blues

Dulu : Winning Eleven
Sekarang : FIFA Soccer

Dulu : Sony Playstation
Sekarang : Microsoft XBOX

Dulu : Gadis cantik, putih, berambut panjang
Sekarang :
Gadis manis yang berkata," Aku juga tidak tau. Aku sama bingungnya seperti kamu, tapi mari kita hadapi bersama"

Dulu dan sekarang. 

Emping.