Minggu, 27 Juli 2014

Ramadhan Kemarin.

Banyak sekali hal yang menyenangkan telah kita nikmati di bulan ramadhan. Makanan dan minuman terasa jauh lebih lezat, kebersamaan erat bersama keluarga dan teman-teman, serta ibadah yang dapat dinikmati lebih intim dan dalam.
Ramadhan memberi kesadaran bagiku. Kesadaran bahwa jalan panjang dan terjal untuk lebih dekat dengan Tuhan, pada bulan ramadhan dimudahkan dan dimungkinkan.

Ramadhan memberi kesadaran akan tanggung jawab. Tanggung jawab terhadap rezeki berlimpah yang aku nikmati. Bagaimana diluar ramadhan, rezeki itu terasa mudah dan terkadang murah. Di dalam ramadhan rezeki itu ditunjukkan nikmatnya dan dinanti tanggung jawabnya. Untuk itulah tidak cukup rezeki hanya disyukuri, namun juga dipertanggungjawabkan.

Ramadhan juga memberi kesadaran, bahwa dia sempat begitu dekat dan kini telah begitu jauh berlalu. Satu detik di depan, satu hembusan nafas, ataupun satu detak jantung benar-benar begitu jauh. Tiap tahunnya ramadhan memberikan harapan dan seketika aku telah dia tinggalkan.

Ramadhan kini, sudah menjadi ramadhan kemarin.

Segala yang baik yang terjadi kemarin, mungkin dan nyata untuk besok. Telah ramadhan tunjukkan dan contohkan.

Segala yang buruk yang terhalang kemarin, mungkin dan nyata untuk tetap terhalang besok. Telah ramadhan tunjukkan dan contohkan.

Segala tembok kemalasan dan keengganan telah tertembus kemarin, tetap terbuka untuk besok. Telah dibukakan oleh ramadhan.

Ramadhan esok, semoga aku berjodoh dengan engkau, entah di belahan bumi mana kita bertemu, tidak akan kubuat malu ramadhan kemarin.