Senin, 26 September 2011

10 Minutes Write

I Like the way you say Hi and asked me where we should go


I Like your warm and heavy voice, while showing the best spot at your lovely university


I Like the way you checked your watch,because the bus not coming yet


I Like the way you walk very fast


I Like the way you laughed when I'm trying to be funny


I Like the way you laughed when I'm not so funny

I Like the way you separating your potatoes from your meal


I Like the way you tried very hard for not screaming watching that cheesy thriller movie


I Like the way you took your time to finishing your weird Oreo drink


I Like the way you coughed because of Oreo powder from that weird drink 


I Like the way you always listening and paying attention to my nonsense talking


I  Like the way you really took that tissue rose


I Like the way you hold that rose gently until we arrived at the mosque


I Like the way you offered me water, again and again until my stomach full


I Like the way you gave me a bottle of tea, for a not-so-long trip to home


I hate the time when I should go home


I hate the way your presence haunting me


but I Love giving you a smile, because you always giving me your heavenly smile in return


but I Love your lips, for I can't find any word to describe it


but I Love your sweet little eyes, that always dancing when you laugh

and.

I Love the day we meet again, because it's real.

Selasa, 20 September 2011

the Wake up Call

I Like the reality that your voice was the last thing I heard in the night and the first thing I heard in the morning.

Jumat, 09 September 2011

Kenapa Hidup Menarik?

"Apa yang kamu harapkan dalam hidup?"

Tiba-tiba terbersit di pikiran pertanyaan tersebut,

Kalau lebih dalam lagi,"Apa sih yang membuat hidup ini menarik?"

Akhir-akhir ini saya disibukkan dengan kewajiban untuk menyelesaikan tugas akhir, kewajiban dan juga tanggung jawab diri sebenarnya. Saya merasakan takut yang sangat ketika berkali-kali percobaan tidak berhasil, berpuluh-puluh cara berbeda tidak mengubah apa-apa.

Saya begitu ingin menyelesaikan Tugas ini secepat mungkin, agar saya bisa kembali menyapa kehidupan.

Akhirnya, kemarin saya berhasil mendapat titik terang dari penelitian saya, puzzle terakhir yang hilang! Alat yang saya rancang berhasil bekerja dan saya dapat lanjut menyelesaikan laporan, walaupun tenggat pengumpulan sudah dekat.

Kecemasan berganti dengan harapan. Tekanan berubah menjadi tantangan.

Saya ingat sekali ketika masa-masa suram dalam mengerjakan TA itu benar-benar sulit, bangun tidur langsung ingat masalah yang tak kunjung selesai, ketika ada secercah harapan begitu dicoba tak berhasil dan bahkan sampai terbawa mimpi.

Walaupun ketar-ketir dan babak belur, tapi ketika mendapat kemajuan bahagianya luar biasa ! Karena saya dapat meraih impian yang lebih besar lagi.

Kalau dipikir-pikir takarannya cuman menyelesaikan TA saja, untuk diri sendiri lagi.

Tidak bisa dibandingkan dengan yang ini , tukang becak yang berhasil "menjadikan" anaknya seorang dokter! Dari salah satu kampus terbaik bangsa lagi. Saya yakin Bapak itu begitu bangga dengan putranya, karena saya juga melihat kebanggan di mata Ayah saya ketika setiap kali saya akan berangkat ke Bandung, kebanggaan dan juga harapan. Dan ketika anaknya berhasil impiannya juga tercapai.

Seringkali kehidupan membuat kita takut dan tertekan. Namun kita punya harapan dan kehidupan bersedia menukar harapan kita dengan keberhasilan.

Takut.

Ragu.

Bingung.

Ketidakjelasan.

Ketidakpastian.

Sesungguhnya patut disyukuri, karena hal itulah yang membuat hidup kita menarik

Kalau nanti anak saya tiba-tiba punya pertanyaan yang sama dengan saya dan dia bertanya kepada saya,"Yah, kenapa sih hidup ini menarik?"

Akan saya jawab, "Karena adanya kemungkinan impian menjadi kenyataan".

 







Selasa, 06 September 2011

Heavenly.

Me : I like your display image.

Her : Thank you.. it was the last day I'm wearing my favorite uniform.

I don't give a damn about anything you wear,
for that smile simply heavenly.

Energi

Untuk dirimu yang tersembunyi dalam senyum
dan melangkah meninggalkan jejak cahaya.

Tahukah kamu tuhan pernah menitipkan, kalam-Nya pada gunung?
dan seketika gunung rubuh dan tak sanggup mengerti arti kata sang Pencipta.
dan ketika Malaikat menyanggah perintah sang Pembuat Keputusan?
mempertanyakan apakah manusia sanggup diberi kuasa?

Atau dari kata para orang munafik dan tidak percaya?
ketika melihat sebagian dari kita, yang mengakui kebenaran namun berlumur dosa
Awalnya aku percaya gununglah yang lebih mampu,
dan betapa malaikatlah yang lebih tau,
atau para munafiklah yang pantas cemburu,

namun dari kalam itu lah dirimu mulai melangkah, dan engkau tidak rubuh?
bahkan seribu gunung berdesak-desakan muncul di hatiku.
namun kuasa Tuhan itu bukanlah perintah bagimu,melainkan Amanah yang diturunkanlah kepadamu rahmah
bahkan sedikit sinarnya juga turut menerangi lorong-lorong jiwaku yang gelap.
namun kau membungkam mulut para munafik dengan kata yang berpantul-pantulan di gendang telinga dan perbuatan yang mengiris mata mereka.

bahkan kini dia menulis kata-kata ini untukmu.

Untukmu yang bukan gunung,namun selembut malaikat.
Kamu energi.