Minggu, 10 Juni 2012

.

the most encouraging often the loneliest,
 the most laughter generator often the most sad.

Selasa, 05 Juni 2012

Paddle your Submarine

"Cause when you're done with this world,
You know the next is up to you.
And for once in his life it was quiet,
As he learned how to turn in the tide,
And the sky was a flare,
When he came up for air,
In his homemade, fan-blade, one-man submarine ride"

- John Mayer, "Walt Grace's Submarine Test, January 1967 "

Sabtu, 02 Juni 2012

Sedikit tentang Ujian Masuk.

Sudah 5 tahun lewat sejak saya menghadapi ujian masuk Perguruan Tinggi. Periode itu, hingga saat ini, saya yakini merupakan salah satu momen terpenting dalam hidup saya. Ujian masuk PTN, apapun namanya, selalu membuat dada berdebar. Tidak hanya ketika saat menghadapinya, namun juga ketika mendengar cerita mengenai persaingan meraih kursi serta kehidupan kampus yang akan dijalani kelak. Kelulusan SMA adalah satu hal, namun lulus PTN spesial.Tidak hanya kebahagiaan diterima di kampus idola, namun juga kesempatan meraih masa depan yang lebih baik.

Saya tiba-tiba berpikir mengenai hal ini kembali, dikarenakan adik-adik sepupu yang sekarang ambil bagian. Saat ini jalur masuk PTN tidak lagi sesederhana seperti masa saya. Dulu hanya ada 3 jalur, ujian yang diadakan negara, ujian saringan mandiri, dan jalur khusus untuk para juara kelas (Namun untuk jalur ini kampus saya terlalu arogan untuk mentah-mentah menerima tanpa tes para juara kelas =P). Sekarang tampaknya lebih banyak jalur, lebih banyak metode, dan lebih sulit menjaga kualitas.

Namun untuk kampus-kampus idola, persaingan masih selalu ketat. Bahkan di Bandung, banyak siswa yang mencari tambahan pelajaran hingga 2 tempat bimbingan belajar. Memang kultur belajar di Asia banyak mengadopsi metode Cramming, belajar dengan volume materi yang banyak dalam waktu singkat, untuk menghadapi tes. Pragmatis, hal yang akan sangat menyulitkan di kehidupan kuliah nantinya.

Namun itu belum seberapa, Cina dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia, menjadikan persaingan antar individu, begitu kerasnya hingga sulit diterima akal sehat.


Foto diatas diambil ketika para siswa mempersiapkan ujian masuk Perguruan tinggi, salah satu SMA terbaik di Cina, Xiaogan, memperbolehkan siswanya menggunakan infus sambil belajar. Pihak sekolah membenarkan hal ini dengan dalih untuk menjaga kondisi tubuh para siswa yang mati-matian mempersiapkan diri untuk seleksi masuk PT.

 Setiap siswa memiliki tumpukan buku di meja masing-masing, buku tersebut tidak akan muat apabila di letakkan di lemari kecil.

Saya sangat salut dengan semangat para siswa, namun sebenarnya hal ini lebih terlihat menyeramkan daripada membanggakan, seperti inilah society membentuk kita.Cina memang selalu terkenal dengan hal yang bersifat ekstrim, manusia sangat banyak disana, begitu banyak orang yang rela mati-matian untuk gaji yang tidak seberapa. Hal inilah yang membuat produk-produk Cina begitu murah dipasaran, selain kualitasnya mungkin lebih rendah, buruhnya juga lebih murah.

Apakah Indonesia, sudah cukup kuat untuk bersaing begini kerasnya, dalam setiap individu atau sebagai suatu negara?

:Cheers.