Minggu, 31 Juli 2011

Tubagus Ismail Satu

Seiring kepindahan saya ke rumah kos baru, kembali muncul kenangan ketika hari pertama menjadi mahasiswa di ITB. Di rumah kos baru ini saya hanya akan menetap selama 3 Bulan, dari bulan Agustus sampai bulan Oktober nanti, sangat singkat memang karena memang Saya pindah hanya untuk menyelesaikan tugas akhir dan menunggu wisuda pada bulan Oktober, dikarenakan masa waktu menetap di kosan yang lama telah usai. Terletak di Jalan Tubagus Ismail 1, kosan putih, besar dan megah yang masih tercium bau cat,  menandakan kosan ini baru selesai dibangun. Jalan  ini  mempunyai kenangan tersendiri bagi saya. Empat tahun lalu, saya memulai kehidupan baru sebagai mahasiswa. Menikmati kebebasan. Menikmati euforia. Menikmati kebanggaan.
Rumah kos saya yang pertama juga berada di Jalan Tubagus Ismail 1, kami para penghuni kosan, merupakan penghuni pertama di kosan ini. Rumah Kos baru pada awal tahun ajaran baru, selalu didominasi oleh para mahasiswa Tahap Persiapan Bersama (TPB), yang sarat dengan antusiasme. Kami sama-sama bersemangat, bangga, dan dipenuhi rasa ingin tahu. Membicarakan jadwal acara penerimaan mahasiswa, bertanya-tanya baju apa yang akan dipakai, serta saling bertukar gosip tentang kehidupan kampus yang didapat dari senior sekolah masing-masing.

Kami semua kosong dan ingin sekali diisi.

Kini saya seperti melihat diri saya sendiri empat tahun lalu, bersiap ke Sabuga, menghadiri pembukaan acara Penerimaan Mahasiswa Baru. Dengan baju putih abu-abu, memakai dasi, dengan topi di dalam tas tersimpan  rapi. Tidak lupa menyamakan barang bawaan dengan teman-teman, takut ada yang lupa, barangkali.

Saya tak pernah menyangka, bahwa saya akan kembali lagi ke Jalan Tubagus Ismail ini, mengawali dan mengakhirinya di jalan ini, walaupun di rumah yang berbeda. Menikmati eksklusifnya pendidikan, merasakan manis getirnya pendewasaan hidup, menakar arti sahabat, dan mengenal diri jauh lebih dalam lagi.

Hari ini saya melihat indahnya siklus kehidupan. Akhir bagi saya, awal bagi mereka.

Kemudian nanti saya akan mengawali sesuatu dimana orang lain telah melangkah pergi.

Revisi.

Revisi.

Dan kembali merevisi arti hidup.